lima juni dua ribu dua puluh empat, pukul dua belas lebih tiga puluh menit.Ruangan itu menjadi saksi bagaimana takdir memerankan perannya. Baru beberapa jam sebelumnya engkau masih tersenyum begitu ceria seperti biasanya. Tanpa hujan, tanpa petir tetiba temanmu menghubungiku dan mengatakan engaku membutuhkan aku. Secapat kilat aku melaju, aku masih berfikir bahwa engkau akan menyambutku dengan senyum walaupun ada luka. Siapa yang menyangka, engkau sambut aku dengan senyum dalam tidur yang tak akan pernah bangun lagi. Segala upaya ku lakukan untuk membangunkanmu, engkau hanya tersenyum diam saja.
akhirnya waktu menyadarkan aku bahwa kamu sudah benar benar pergi meninggalkan aku dan anak anak. Berat, banget pastinya . Aku yang sudah terbiasa denganmu harus mengurus anak anak sendiri sekarang.Semuanya, ya semuanya harus ku urus sendiri sekarang.
Tidak apa apa, kamu sudah bahagia disana dan kupastikan aku dan anak anak juga akan bahagia. Banyak teman mengantarmu, menguatkan aku. Hal itu sedikit menghiburku, bahwa kamu orang baik, banyak yang sayang, pergi dalam keadaan baik pasti Allah sayang banget sama aku.
Nanti, tunggu kami di surganya, jaga kami dalam doa.Akan aku selesaikan yang menjadi tanggungjawab kita. kebahagiaan anak anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar