Paradigma pendidikan

Bab 2

Paradigma pendidikan

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan ( 2010 : 6 ) Paradigma pendidikan mengklaim sebagai suatu cara pandang dan proses pemahaman pendidikan nasional berupa pengamatan dan proses yang mencari cara untuk mengatasi masalah yang muncul .

Sistem pembelajaran paradigma pendidikan lama menggambarkan siswa sebagai objek pembelajaran , bukan individu yang secara aktif membangun pengetahuan dan menemukan makna dalam pembelajarannya sendiri . Sekolah seolah menjadi lembaga tertutup dengan batasan sistem yang sangat jelas .  

Pendidikan era dulu menyajikan pembelajaran dari sudut pandang guru sebagai pelaku utama pendidikan. Guru mendesain pembelajaran dari cara dia melakukan pembelajaran. Tujuan dari pembelajaran mengacu dari apa yang ingin di capai oleh guru dalam pembrlajaran. Siswa berperan sebagai alat dalam mencapai tujuan yang ingin di capai oleh guru.

Dalam hal ini guru mengacu pada tuntutan dari kurikulum yang di sajikan. Guru mendesain pembelajaran agar tercapai dari tujuan kurikulum yang ada dengan sedikit sekali melihat dari sudut pandang siswa.Guru mendesain pembelajaran dengan mempertimbangkan aspek di luar dari diri siswa. Kebutuhan siswa di libatkan,tetapi masih sedikit sekali porsi atau perannyan. Sebagai contoh dalam menentukan metode dan strategi pembelajaran,guru lebih mengutamakan bagaimana kenyamanan dan kemudahan guru dalam menyajikan pembelajaran.

Begitu juga dengan penilaian. Penilaian lebih mengedepankan aspek kognitif yang di munculkan dalam bentuk angka -angka daripada aspek peningkatan kemampuan siswa secara menyeluruh. Guru lebih memfokuskan diri dengan bagaimana caranya memunculkan angka angka yang fantastis sebagai penggambaran atas tumbuh kembang anak.

Dalam proses pembelajaran , guru menjadikan diri mereka sebagai sumber utama pembelajaran. Segala pengetahuan dan ketrampilan hanya bersumber dari guru. Keterlibatan sumber lain sangat minim di lakukan karena itu akan memberi guru "pekerjaan tambahan" untuk meramu sumber sumber lain menjadi sumber belajar siswa.

Begitu juga dalam penerapan aturan dalam rangka membentuk karakteristik kedisiplinan dalam diri siswa,guru memberikan hukuman dengan harapan memberikan efek jera pada anak dan seringkali melewatkan dampak dari hukuman tersebut pada anak. Hal tersebut tidak salah ,hanya saja banyak cara yang bisa di lakukan untuk itu dengan tetap mempertimbangkan perasaan dan kenyamanan pada siswa.

Guru beranggapan bahwa siswa adalah lahan kosong yang bisa di bentuk dan di warnai sesuai kreasi guru,padahal dalam perspektif islam Allah sudah menjelaskan dalam alquran bahwa anak lahir dalam kondisi istimewa dalam dirinya.mereka hadir dengan segala potensi kebaikan,bakat dan minat yang berbeda satu dengan yang lainnya sehingga mereka juga harus mendapat perlakuan yang berbeda.

Apakah hal - hal tersebut adalah hal salah?

Tentu tidak,hal hal tersebut baik di terapkan pada masanya.

Dewasa ini seperti yang kita tahu dunia sudah berkembang dengan begitu pesatnya sehingga kita juga harus berproses dan berkembang agar tidak tergilas oleh kemajuan jaman.

Obyek dari pendidikan adalah manusia dengan keunikan antara yang satu dengan yang lainnya. Sehingga guru dan orang tua juga harus terus belajar agar dapat membersamai tumbuh kembang anak sesuai dengan jamannya. Berbagai metode dan kurikulum lampau tidak kalah hebat pada masanya,tetapi guru dan orang tua juga harus terus melaju maju untuk menyiapkan lingkungan pendidikan yang kondusif bagi anak.

Salah satu hal yang harus kita perbaiki dan terus kembangkan adalah sudut pandang kita selaku pelaku pendidikan terhadap pendidikan itu sendiri. Kita selaku orang tua dan guru harus berani membuka diri untuk terlebih dahulu merubah diri kita dan terus menambah kemampuan dan ketrampilan kita guna menghadirkan ekosistem pembelajaran yang kondusif buat anak.

Anak adalah pelaku utama yang akan menerima imbas dan dampak dari hasil pendidikan sehingga segala kebutuhan untuk tumbuhkembangnya harus menjadi pertimbangan pertama dalam pengambilan segala keputusan dan kebijakan dalam rangka pengajaran dan pendidikan.

Sumber belajar bisa berasal dari mana saja,bukan hanya guru karena sejatinya siswa atau anak anak kita lahir dengan kecerdasan ,bakat dan minat serta kemampuan yang sudah Allah berikan kepada mereka sehingga pendidikan dan pengajaran hanya sebagai fasilitas bagi mereka untuk menumbuhkembangkan potensi yang ada agar tumbuh dengan optimal guna bekal mereka menghadapi kehidupan mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan

Peran dan nilai guru