Kurikulum Merdeka

BAB 3

 KURIKULUM MERDEKA

A.    Selayang pandang kurikulum merdeka

Untuk mendukung visi pendidikan Indonesia dan sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, Kurikulum Merdeka (sebelumnya dikenal dengan Kurikulum Prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel yang berfokus pada konten esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi. tentang siswa. 

Kurikulum Mandiri Belajar merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, yang tujuannya adalah untuk lebih mengembangkan kurikulum berdasarkan kurikulum yang sudah ada.

Munculnya kurikulum ini merupakan konsekuensi dari fenomena pandemi COVID-19 yang membawa banyak kendala dalam pembelajaran sehingga berdampak signifikan pada satuan pendidikan.

Menurut Buku Saku Kurikulum Merdeka, Kurikulum Merdeka Belajar adalah kurikulum dengan muatan pembelajaran yang beragam, dimana muatan pembelajarannya lebih optimal, sehingga peserta didik memiliki waktu yang cukup untuk memperkuat keterampilannya.

Dalam praktiknya, guru lebih leluasa dalam pemilihan bahan ajar, sehingga proses pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat siswa.

Selain itu, menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, Kurikulum Belajar Bebas mengacu pada kurikulum yang dikaitkan dengan bakat dan minat dalam proses pembelajaran. Artinya, siswa dapat memilih mata pelajaran apa saja sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

Hal itu disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim sebagai bahan evaluasi perbaikan kurikulum 2013. 

B.     Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah:

1.    Fokus pada materi esensial sehingga pembelajaran lebih mendalam, Waktu lebih banyak      untuk pengembangan kompetensi dan karakter melalui belajar kelompok seputar konteks        nyata (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)

2.    Capaian pembelajaran per fase dan jam pelajaran yang fleksibel mendorong pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan.

3.    Memberikan fleksibilitas bagi pendidik dan dukungan perangkat ajar serta materi pelatihan untuk mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan melaksanakan pembelajaran berkualitas.

4.     Mengedepankan gotong royong dengan seluruh pihak untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.

C.    Prinsip Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka mencakup tiga tipe kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

1.    Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara terdiferensiasi sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Hal ini juga memberikan keleluasaan bagi guru untuk memilih perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya.

2.    Pembelajaran kokurikuler berupa projek penguatan Profil Pelajar Pancasila,  berprinsip pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum.

3.    Pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan sumber daya satuan pendidik.

Satuan pembelajaran menerjemahkan hasil belajar dengan membuat kurikulum fungsional dan RPP yang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan karakteristik satuan pendidikan yang diberikan. Isi hasil belajar dapat dikuasai oleh guru sebagai mata pelajaran tersendiri, tematik, integratif atau sistem blok. 

Pembagian jam belajar dalam struktur kurikulum ditulis untuk total satu tahun dan dilengkapi dengan saran pembagian jam belajar, dengan ketentuan didistribusikan secara rutin/mingguan. 

D.    Pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka Pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka merupakan siklus yang melalui tiga tahapan berikut:

1. Asesmen diagnostik

Guru melakukan asesmen awal untuk mengenali potensi, karakteristik, kebutuhan, tahap perkembangan, dan tahap pencapaian pembelajaran murid. Asesmen umumnya dilaksanakan pada awal tahun pembelajaran, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melakukan perencanaan lebih lanjut terkait metode pembelajaran yang sebaiknya digunakan.

2. Perencanaan

Guru menyusun proses pembelajaran sesuai dengan hasil asesmen diagnostik, serta melakukan pengelompokan murid berdasarkan tingkat kemampuan.

3. Pembelajaran

Selama proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen formatif secara berkala, untuk mengetahui progres pembelajaran murid dan melakukan penyesuaian metode pembelajaran, jika diperlukan. Pada akhir proses pembelajaran, guru juga bisa melakukan asesmen sumatif sebagai ​​proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran.

 

E.     6 Dukungan Implementasikan Kurikulum Merdeka Bagi Satuan Pendidikan

1.        Platform Merdeka Mengajar: Menyediakan beragam topik pelatihan tentang Kurikulum Merdeka hingga berbagai referensi Perangkat Ajar (Panduan, Capaian Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran) serta sumber belajar lainnya yang bisa diakses secara mandiri maupun kelompok kapanpun dan dimanapun. 

2.        Seri Webinar (dari Pusat dan Daerah): Kemendikbudristek dan Unit Pelaksana Teknis di daerah menyelenggarakan seri webinar implementasi Kurikulum Merdeka untuk berbagi praktik baik maupun informasi terkini bagi guru, kepala satuan pendidikan dan unsur pemangku pendidikan. 

3.        Komunitas Belajar: Komunitas Belajar dapat memfasilitasi proses refleksi, belajar, dan berbagi bersama dalam mempelajari dan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Komunitas belajar dapat dibentuk bersama-sama oleh pendidik pada tingkat Satuan Pendidikan, Tingkat Daerah maupun Komunitas Daring. 

4.        Narasumber Berbagi Praktik Baik (Rekomendasi dari Pusat): Narasumber berasal dari pendidik yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dan telah diseleksi. Narasumber berbagi praktik baik dapat dihubungi melalui Platform Merdeka Mengajar. 

5.        Mitra Pembangunan: Organisasi/ Lembaga/ Dunia Usaha/ Dunia Industri yang secara mandiri dan sukarela mendukung proses belajar komunitas di tingkat daerah dan/atau tingkat satuan
pendidikan. 

6.        Pusat Layanan Bantuan (Helpdesk): Pendidik dan kepala satuan pendidikan dapat menyampaikan pertanyaan dan mengkonfirmasi pemahaman melalui pusat layanan bantuan. Pusat layanan bantuan dapat diakses melalui WhatsApp: 0812 8143 5091.

 

F.      Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar

Pelaksanaan kurikulum belajar mandiri belum tentu lengkap dan serentak. Sesuai kebijakan Kemendikbud, satuan pendidikan diberikan keleluasaan dalam penerapan kurikulum mandiri ini.Bagi satuan pendidikan yang memilih menggunakan kurikulum yang berdiri sendiri, terdapat tiga pilihan pembelajaran dalam penerapan kurikulum ini, antara lain: 

1.        Kategori Mandiri Belajar

Kategori ini memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan untuk menerapkan beberapa bagian dan prinsip kurikulum merdeka belajar, dengan tetap menggunakan kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 2013 atau kurikulum 2013 yang disederhanakan/kurikulum darurat.

2.        Kategori Mandiri Berubah

Pada tahun ajaran 2022/2023, satuan pendidikan mulai menerapkan kurikulum merdeka belajar, menggunakan perangkat ajar yang disediakan dalam PMM sesuai jenjang satuan pendidikan yaitu perangkat ajar untuk PAUD, kelas I, kelas IV, kelas, VII, dan kelas IX

3.        Kategori Mandiri Berbagi

Satuan pendidikan dipersilakan untuk menerapkan kurikulum merdeka belajar diikuti dengan pengembangan mandiri berbagai perangkat ajar pada satuan pendidikan anak usia dini (PAUD), kelas I, kelas IV, kelas VII, dan kelas IX mulai tahun ajaran 2022/2023.

  Keunggulan Kurikulum Merdeka Belajar

Keunggulan yang didapatkan dengan menggunakan kurikulum merdeka belajar antara lain sebagai berikut:

1.    Materi yang disampaikan dan dipelajari menjadi lebih sederhana, mendalam, dan berfokus pada materi yang esensial. Hal ini tentu membuat peserta didik dapat belajar secara lebih dalam tanpa diburu-buru oleh waktu.

2.    Guru lebih merdeka karena bisa mengajar sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik.

3.    Sekolah memiliki hak dan wewenang dalam mengembangkan kurikulum sesuai dengan satuan pendidikan dan peserta didik.

4.    Karena bersifat lebih relevan dan interaktif, proses pembelajaran lebih memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif dan dapat mengeksplorasi isu-isu aktual.

Wujud sesungguhnya dari pelaksanaan pembelajaran mandiri, di dalamnya terdapat kegiatan performance yang dapat mengembangkan rasa percaya diri dan keterampilan berbicara siswa. Bagi siswa untuk membuat presentasi yang menarik dan informatif, mereka mungkin memerlukan template PowerPoint gratis yang membuat presentasi lebih hidup dan interaktif. Selain itu tentunya yang terpenting adalah persiapan untuk memahami materi.

Demikian informasi terkait kurikulum belajar mandiri yang dapat disampaikan. Semoga ulasan di atas dapat menambah pengetahuan kita dan membuat kita lebih terbuka untuk mengembangkan hal-hal baru dalam bidang pendidikan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan

Paradigma pendidikan

Peran dan nilai guru