Kita sering menghadiri berbagai rapat atau pertemuan. Namun
seringkali kita tidak pernah tahu bagaimana etika berbicara dalam rapat
atau pertemuan. Tulisan ini saya share karena saya sering melihat
suasana rapat yang tidak terarah karena semua peserta berbicara
semaunya. Ini bukan pendapat pribadi saya, tetapi hasil search dari
beberapa website. Semoga bermanfaat.
Etika Berbicara Menurut Islam
Dibandingkan menulis, berbicara lebih mudah dilakukan. Setiap
pembicaraan pasti ada maksud-tujuan yang hendak disampaikan, baik itu
pembicaraan secara langsung maupun melalui media elektronik (teknologi).
Saking mudahnya dilakukan, orang ketika berbicara seringkali
kebablasan, bahkan tak menggunakan etika. Akibatnya, banyak kebencian
dan permusuhan terjadi.
Bagaimanakah sesungguhnya etika berbicara yang dianjurkan dalam
Islam? Pertama, ketika seorang Muslim berbicara hendaknya hanya untuk
kebaikan (ma’ruf). Allah SWT berfirman, “Tidak ada kebaikan pada
kebanyakan bisik-bisik mereka, kecuali bisik-bisikan dari orang yang
menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat ma’ruf…” (QS An-Nisa
[4]: 114).
Kedua, jangan membicarakan semua apa yang didengar. Sebab, bisa jadi
semua yang didengar itu menjadi dosa. Rasulullah SAW bersabda, “Cukuplah
menjadi suatu dosa bagi seseorang, yaitu apabila ia membicarakan semua
apa yang telah ia dengar.” (HR Muslim).
Ketiga, berbicaralah tanpa ada rasa menggunjing (ghibah). “Dan
janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain.” (QS Al-Hujarat
[49]: 12). Menggunjing orang lain sangat dilarang dalam Islam. Sebab,
orang yang menggunjing itu tidak lebih baik dari yang digunjing. “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain karena bisa jadi mereka yang diolok-olok lebih baik dari mereka
yang mengolok-olok…” (QS Al-Hujarat [49]: 11).
Keempat, berbicaralah seperlunya saja. Jangan membicarakan sesuatu
yang tidak berguna. Rasulullah bersabda, “Termasuk kebaikan Islam-nya
seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna.” (HR Ahmad dan
Ibnu Majah). Kelima, berbicaralah dan jangan mendebat. Sabda Nabi, “Aku
adalah penjamin sebuah istana di taman surga bagi siapa saja yang
menghindari pertikaian (perdebatan) sekalipun ia benar.” (Muttafaq
‘Alaih).
Keenam, berbicara dengan tidak memaksakan diri. “Dan sesungguhnya
manusia yang paling aku benci dan yang paling jauh dariku di hari kiamat
kelak adalah orang yang banyak bicara, orang yang berpura-pura fasih,
dan orang-orang yang sombong.” (HR At-Tirmidzi).
Ketujuh, berbicaralah dengan tenang dan tidak tergesa-gesa. Aisyah RA
pernah berkata, “Sesungguhnya Rasulullah apabila membicarakan suatu
pembicaraan, sekiranya ada orang yang menghitungnya, niscaya ia dapat
menghitungnya.” (Muttafaq ‘Alaih).
Sejatinya, Islam tidak melarang manusia untuk berbicara. Berbicara
justru sangat dianjurkan jika mengandung manfaat dan kebaikan. Tetapi
sebaliknya, sangat dilarang jika pembicaraan itu mengandung keburukan
dan penyesatan. “Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir
hendaknya ia berbicara yang baik-baik atau diam.” (Al-Hadis).
ETIKA MENGHADIRI RAPAT
DALAM kehidupan profesional, rapat merupakan salah satu agenda
penting yang harus dijalankan. Rapat berfungsi sebagai forum penyampaian
ide, kritik, maupun saran yang berguna bagi proses perkembangan
bersama.
Akan tetapi, ada beberapa etika yang harus dipatuhi agar rapat
terselenggara dengan sukses dan lancar. Berikut ini Media Perempuan
memberikan petunjuknya:
Tepat waktu
Hadir di ruangan beberapa menit sebelum rapat dimulai, untuk
mengindikasikan respek terhadap penyelenggara rapat. Selain itu, hal ini
memperlihatkan Anda sebagai individu yang terorganisir.
Penuh persiapan
Jangan menghadiri rapat tanpa persiapan. Sebelum rapat dimulai, pastikan
Anda telah mempersiapkan diri dengan membaca berbagai materi,
kebijakan, atau prosedur terkait yang akan dibahas dalam rapat nanti.
Dengan demikian, Anda bisa turut berkontribusi dengan memberikan masukan
berguna.
Membawa alat tulis
Meskipun tidak mencatat apapun nantinya, selalu bawa buku catatan dan
pena setiap menghadiri rapat. Hal ini sekaligus memperlihatkan minat dan
keseriusan Anda terhadap agenda pertemuan.
Mematikan peralatan komunikasi
Matikan semua handphone, pager, atau peralatan komunikasi lainnya agar tidak mengganggu berjalannya rapat.
Berpartisipasi
Selalu memberikan respon ketika pemimpin rapat meminta feedback dari
para peserta, khususnya jika memiliki sesuatu yang penting untuk
disampaikan. Selain itu, Anda juga bisa meresponnya dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan.
Berlaku sopan dan memerhatikan
Hindari bercakap-cakap dengan peserta lain di tengah-tengah rapat, dan
tunjukkan sikap sopan dengan menyimak baik-baik apa yang disampaikan
pembicara kepada forum. Selain itu, tahan keinginan untuk beradu
argumen, mendominasi, menginterupsi pembicaraan, atau melontarkan
komentar-komentar yang tidak diperlukan.
Bersikap profesional
Manfaatkan momen rapat untuk memperlihatkan profesionalisme dan
keseriusan, tunjukkan bahwa Anda memiliki kualitas berharga dengan
mendemonstrasikan pengetahuan serta pemahaman.
Berterima kasih
Kedengarannya memang sederhana, tapi berterima kasih kepada
penyelenggara rapat merupakan salah satu cara untuk memperlihatkan
penghargaan.
Langganan:
Postingan (Atom)
Ied qurban setelah engkau pergi
Sholat ied pertama tanpamu,kami baik baik saja.Hati terasa perih bagai disayat sayat tapi kami mampu. Tenang ya di sana,kami pasti bisa.kam...
-
3.1.a.9. Koneksi Antarmateri Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran Assalamu'alaikum wr. wb. Perkenalkan...
-
PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM BAB 1 PENGERTIAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM Dalam pandangan Islam, manusia adalah makh...
-
paket2 jawablah pertanyaan di bawah ini ! 1. Pihak eksternal yang menggunakan informasi akuntansi adalah …. A. mana...